Friday, July 20, 2007

SEKAR AYU D. K. D.
690401099Y
KONSTRUKSI OTOBIOGRAFI TERHADAP PERSONAL BRAND
Sebuah Analisis Framing terhadap Konstruksi Personal Brand
(Studi kasus: Konstruksi Personal Brand Anton Medan)
x + 104 halaman + 15 lampiran + Daftar Pustaka: 21 buku, 7 artikel dan jurnal online, 3 surat kabar

ABSTRAK

Perusahaan mengeluarkan banyak uang untuk membangun merek dan citra produk di benak calon konsumen. Karena orang-orang cenderung membeli sesuatu berdasarkan merek atau nilai semu yang terlihat dari merek tersebut. Salah satu contohnya adalah Volvo.

Merek Volvo menjanjikan sebuah keamanan bagi kita dan keluarga. Meskipun harganya lebih mahal dari harga mobil lainnya, tetapi ada nilai keselamatan di dalamnya. Seseorang bersedia membayar lebih untuk itu. (www.i-identified.com)

Merek dapat diartikan sebagai sebuah nama dimana sederet asosiasi dan keuntungan melekat pada pikiran konsumen. Nama ini dapat berupa produk, jasa, perusahaan atau bahkan individu (Bhalotia).

Pada dasarnya merek adalah sebuah tanda untuk mengenali sesuatu. Sebuah kualitas unik yang menjanjikan sebuah nilai tertentu yang membedakan seseorang atau perusahaan dari pesaingnya. Karenanya setiap orang yang ingin mengembangkan mereknya harus yakin dengan mereknya sendiri.

Personal branding lebih dari sekadar personal marketing. Hanya dengan mengetahui siapa diri kita sebenarnya dan secara konsisten menghidupkan brand tersebut, seseorang mampu dan meraih tujuan profesionalnya. Dengan demikian, personal branding merupakan suatu cara untuk mengkomunikasikan identitas seseorang.

Nitish Bhalotia (2004) melakukan sebuah penelitian yang berjudul Branding “Me Inc”. Penelitian ini membahas tentang personal brand dengan studi kasus personal brand milik Sachin Tendulkar, seorang atlet kriket India. Penelitian ini berusaha mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Bhalotia tersebut.

Penelitian bertujuan untuk menganalisis konstruksi personal brand yang dibangun oleh seorang mantan narapidana melalui biografi dirinya. Selain itu penelitian ini juga mencari ciri yang membedakan antara personal brand yang dibangun oleh anggota masyarakat yang memiliki citra negatif dengan personal brand yang dibangun anggota masyarakat yang memiliki citra positif.

Untuk meneliti bahasan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif evaluatif dengan pendekatan studi kasus tunggal yang bersifat eksploratoris dan deskriptif. Data primer penelitian ini adalah otobiografi Anton Medan. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan model framing milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal brand yang dibentuk oleh anggota masyarakat yang memiliki citra negatif berisi pembelaan diri dari stigma yang diberikan oleh masyarakat. Personal brand tersebut juga memposisikan seseorang tersebut sebagai korban.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home