Wednesday, May 30, 2007


HE DID IT AGAIN!

Kadang ada kata-kata yang kita tahu maksudnya baik, tapi hati tetap terluka mendengarnya. Kenapa dia harus bilang begitu. Saya tahu maksud dia baik, tapi dia tidak bisa mencegah hati saya untuk terluka mendengarnya. Untuk kesekian kali saya terluka dan menangis karena dia. Why? (Pertanyaan jijay yang cuma menunjukkan kelemahan hati gue). Should I marry him?

Tuesday, May 29, 2007


PENAKLUKAN DIRI

Sepertinya menaklukan diri sendiri adalah salah satu hal dari sekian banyak target yang belum berhasil saya selesaikan. Susah banget mengalahkan diri saya sendiri. Merendahkan hati, melunakkan pemikiran, dan menurunkan ekspektasi saya pada segala hal. Sampe sekarang saya masih Ayu yang keras kepala, keras hati, tidak pemaklum, dan tidak mau mengalah terhadap banyak hal. Saya juga orang yang kadang sering menyalahkan keadaan dan orang lain saat keinginan saya tidak tercapai. Saya juga masih Ayu yang ngos-ngosan mengejar sesuatu yang kadang tidak signifikan. Saya juga masih makhluk yang selalu terlihat ambisius.

Mungkin tidak banyak yang bisa membuat saya berubah. Pertama, karena saya keras kepala. Kedua, karena ada satu hal dalam diri saya yang merasa senang dengan keadaan diri saya yang saya gambarkan di atas. Pasti gambaran akan saya terlihat sangat buruk bagi orang lain. Tapi tidak selalu begitu bagi saya. Saya senang dengan diri saya dan merasa nyaman dengan diri saya sendiri.

Namun saya juga menyadari kalau banyak orang lain yang tersiksa dengan saya yang seperti ini. Tidak senang, tidak terima, marah, kesal dengan saya yang seperti ini. Tapi saya seperti tidak punya cara untuk membantu mereka, atau saya memang tidak punya keinginan untuk membantu mereka.

Ada sisi dalam diri saya yang bilang, "Itu kan masalah lo. Ini gue yang asli. Kalo lo mau terima, gue akan selalu jadi teman yang bisa lo andalkan. Tapi kalo gak, ya sudah." sebuah pikiran yang sangat egois. Teman-teman saya pasti akan langsung bilang kalau itu "AYU BANGET!" Mungkin karena itu sahabat saya tidak banyak. Karena memang tidak banyak orang yang bisa menerima saya apa adanya. Tanpa meminta saya untuk mengubah ini dan itu. But that's kind of blessing in disguise. Saya selama ini selalu memiliki teman sejati. Orang yang tidak mungkin menusuk saya dari belakang atau menjatuhkan saya saat lemah.

Saya selalu dikelilingi sahabat terbaik yang memberikan pelukan hangat saat saya jatuh. Tertawa bersama di tengah kesuksesan. Menangis bersama saat kesulitan menghimpit. Sebuah kebahagiaan bisa memiliki mereka. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah sekalipun meminta saya untuk mengubah ini dan itu. Tapi saya siap berubah demi mereka, meski bagi mereka pasti kebahagiaan saya adalah yang terpenting, jauh melebihi segala macam perubahan untuk menyenangkan orang lain. Saya ingat Eyi pernah bilang, berubahlah kalau itu membuat lo bahagia. Yang penting bukan berubahnya, tapi menjadi bahagia. And sorry to say, SAYA BAHAGIA MENJADI DIRI SAYA SEKARANG.

Sunday, May 20, 2007


THANKS LOVE

In this crazy life, and through crazy time
it's you, It's you, you make me sing
You're every line, you're every word, you're everything
Everything-Michael Buble

Petikan lirik dari Everything, single terbaru Michael Buble terus berputar di kepala saya beberapa hari ini. Saya tidak sedang jatuh cinta. Sekarang saya sedang mensyukuri cinta yang mengelilingi saya sampai hari ini.

Mungkin cinta memang tidak sempurna. Kadang-kadang dia membosankan. Seringkali dia mengesalkan dengan semua tuntutan dan perbedaan. Tapi cinta sejati adalah bahu hangat yang selalu ada saat kita membutuhkannya. Sebuah senyuman yang penuh pengertian saat galau. Saya menyadarinya hari ini sampai saya akhirnya bisa mensyukuri cinta yang selalu menyertai saya selama ini.

Mungkin kata-kata saya terdengar gombal. Sepertinya memang terdengar gombal. Tapi itu yang sebenarnya. Cinta sejati selalu memberi oksigen yang saya butuhkan saat saya benar-benar sesak nafas.

Seperti kata Buble, Dialah yang menemani saya melewati masa sulit dan mampu membuat saya bernyanyi di sepanjang jalan yang penuh halangan dan rintangan. Thanks love!

Sunday, May 13, 2007


Thinking About You
by: Norah Jones

yesterday i saw the sun shinin',
and the leaves were fallin' down softly,
my cold hands needed a warm, warm touch,
and i was thinkin' about you.

here i am lookin' for signs of leaving,
you hold my hand, but do you really need me?
i guess it's time for me to let you go,
and i've been thinkin' about you,
i've been thinkin' about you.

when you sail across the ocean waters,
and you reach the other side safely,
could you smile a little smile for me?
'cause i'll be thinkin' about you,
i'll be thinkin' about you,
i'll be thinkin' about you,
i'll be thinkin' about you.

Now I'm thinking about someone. Missing him too. Setoooo....I miss U

O iya ini ada tulisan iseng-iseng. Saya buat untuk temen saya. Iseng-iseng diposting aja. Rencananya ini bakal dimuat di buku yang sedang dia susun. Hehehehe...moga-moga ada yang kasih comment. Buat improvement :)

My New Outlook

Dulu saya adalah orang yang sama sekali tidak peduli dengan penampilan. Bagi saya yang terpenting adalah hasil pekerjaan yang bisa saya tampilkan. Bukan bagaimana penampilan luar saya.

Selama bertahun-tahun saya bekerja, nyaris tidak ada yang komplain soal penampilan saya. Mungkin karena bos-bos saya sebelumnya memiliki orientasi yang sama dengan saya. Penampilan tidak penting, yang penting hasil kerjanya. Apalagi saya adalah seorang reporter. Pekerja lapangan yang sangat dimaklumi kalau tidak bisa dandan dan berpakaian necis.

Saya merasa nyaman dengan diri saya saat itu. Sangat nyaman malah. Saya menjadikan wajah saya yang ber-make up seadanya dan kadang tabrak lari dalam berpakaian sebagai identitas saya. Ego saya yang luar biasa besar mendorong saya untuk tampil dengan citra seperti itu. Saya ingin dikenal sebagai Sekar Ayu yang cuek tapi handal dalam pekerjaannya.

Semua mendadak berubah saat saya menjajal pekerjaan baru. Bertahun-tahun berada di lapangan, tiba-tiba saya ingin menjajal kemampuan dalam menyusun strategi komunikasi. Saya memutuskan untuk “alih profesi”menjadi public relation.

Pada interview terakhir, pihak manajemen salah satu mal besar di Jakarta yang berhasil meminang saya sudah memberikan isyarat supaya saya mengubah penampilan. Alarm seperti berbunyi di telinga. Tapi saya masih mendengarnya samar-samar. Hari pertama, saya datang dengan penampilan biasa saja meski saya berpikir penampilan pagi itu sudah cukup baik.

Namun saya salah besar. Penampilan saya tidak cukup baik. Tapi saya tidak punya jalan lain karena memang tidak ada pakaian yang cukup tepat. Koleksi pakaian saya adalah t-shirt dan jaket. Mana cocok untuk seorang PR yang harusnya memakai setelan konservatif yang resmi.

Perlengkapan lenong saya juga cuma bedak dan lipstik warna bibir. Padahal saya dituntut memulas mata dengan perona mata dengan warna serasi, mengulaskan perona pipi berwarna segar, dan mengoleskan gincu dengan warna yang cukup mencolok.

Hal seperti ini berlangsung terus selama tiga hari berturut-turut sampai sang manager yang orang Singapura itu memanggil saya ke ruangannya. Awalnya sih cuma meminta saya menandatangani perjanjian kerja, tapi buntutnya dia memberi ceramah soal penampilan saya yang masih terlihat seperti “wartawan”.

Tersinggung dan sakit hati adalah reaksi pertama. Tapi logika saya membenarkan semua kata-katanya. Sebagai PR yang mewakili citra perusahaan sudah seharusnya saya berdandan dengan benar dan cermat memilih pakaian yang pas dan cocok.

Siang itu teman-teman saya langsung melakukan “make over” dengan mencarikan pakaian yang cocok untuk saya. Sore itu saya langsung membeli baju-baju yang menurut mereka cocok itu. Saya juga membeli blush on, eye shadow, lipstik, maskara, dan penjepit bulu mata. Saya juga langsung belajar kilat memakai semua alat-alat kecantikan itu pada mbak-mbak penjaga counter produk kecantikan tersebut.

Besoknya semua orang merasa cukup puas dengan penampilan baru saya. Sehari…seminggu…sebulan…saya merasa semakin terbiasa dengan perubahan ini. Begitu terbiasa hingga saya merasa belum lengkap kalau nggak dandan.

Berdandan dan memilih pakaian yang pas dan serasi rasanya telah menyatu dengan diri saya. Pekerjaan saya yang baru tidak menuntut saya untuk berdandan, tapi saya tetap mempertahankan penampilan saya yang baru dengan riasan di wajah dan pakaian-pakaian yang terlihat chic. Padahal saya bisa saja tampil se-cuek dulu. Tidak akan ada yang protes. Namun bagi saya sekarang, penampilan sama pentingnya dengan kualitas pekerjaan.

(Hihihihi...perlu diingat tulisan ini setengah fiksi.hehehehehe...sampai sekarang saya tetap nggak doyan dandan ;)

Thursday, May 03, 2007

MAAF

Apa arti kata maaf bagi Anda? Bagi saya maaf adalah... saya jadi bingung mendefinisikannya. Mungkin karena memang tidak perlu didefinisikan. Maaf adalah saat saya tahu telah menyakiti tetapi tidak punya jalan untuk menghindar. (Doh, masih ngotot aja mau kasih definisi).

Saat ini saya pengen sekali bilang maaf pada seseorang. Mungkin lebih tepat pada banyak orang. Karena keputusan yang saya ambil mengecewakan beberapa orang. Yang terparah keputusan itu mengecewakan diri saya sendiri. But somehow saya tidak menemukan cara lain.

Mungkin saya memang tidak dewasa menghadapi masalah, kurang bijak menghadapinya, juga kurang berpikiran luas. Tapi saya tidak punya jalan lain, kecuali "mengusir" dia pergi. Saya merasa sangat bersalah sudah mengucapkan kata-kata yang menurut saya cukup kasar. Tapi saya tidak punya cara lain.

Selama ini dia selalu baik. "Hero" buat saya yang sedang bingung di persimpangan jalan. Begitu banyak kelemahan dan kejelekan yang saya lihat dalam dirinya. Namun tidak juga bisa membuat saya memalingkan wajah dari dia.

Maka jalan satu-satunya adalah berbuat jahat pada "hero" saya. Dengan begitu saya tidak punya keberanian lagi untuk sekadar menghubungi dia. Saya berharap namanya dapat terhapus dari hati saya meski saya meragukannya.

Saya saat ini seperti tenggelam. Hilang dan lemah. But I will survive karena saya perempuan yang tangguh. Tapi tetap ada harga yang harus dibayar. Mungkin semua harus dibayar dengan hati dan pikiran yang tercabik-cabik. Airmata yang tidak pernah kering. Tapi saya akan baik-baik saja dan saya yakin "hero" saya akan lebih bahagia tanpa gangguan dari saya.

*Dedicated to someone